REVIEW FILM INSIDIOUS 2 - CHAPTER 2
Dengan
keberhasilan luar biasa yang didapatkan oleh Insidious (2011), baik secara
kritikal maupun komersial – dimana film horor tersebut berhasil meraih
pendapatan lebih dari US$97 juta dari biaya produksi yang hanya berjumlah
US$1.5 juta, jelas tidak mengherankan untuk melihat Jason Blum, Oren Peli,
James Wan dan Leigh Whannell kembali bekerjasama dan berusaha mengulang kembali
kesuksesan tersebut. Hey! It’s Hollywood! Seperti yang dapat ditangkap dari
judul film ini, Insidious: Chapter 2 adalah lanjutan langsung dari Insidious
yang mencoba untuk lebih mendalami berbagai misteri yang terjadi pada
karakter-karakter utamanya. Namun, sayangnya, daripada memberikan presentasi
yang lebih kuat dari jalan cerita yang telah terbangun apik di seri awalnya,
Wan dan Whannell justru terperangkap dengan formula penceritaan yang kembali
berulang dan membuat Insidious: Chapter 2 kehilangan seluruh kejutan serta
kesegaran daya tarik ceritanya.
Pengisahan
Insidious: Chapter 2 dimulai dengan kepindahan pasangan suami istri, Josh
(Patrick Wilson) dan Renai Lambert (Rose Byrne), beserta ketiga anak mereka ke
rumah ibu Josh, Lorraine Lambert (Barbara Hershey), guna mencoba untuk
melupakan berbagai tragedi yang telah terjadi pada mereka beberapa waktu yang
lalu. Pun begitu, kematian paranormal, Elise Ranier (Lin Shaye), ketika mencoba
untuk menolong keluarga Lambert tidak luput dari perhatian hukum yang
menyebabkan Josh kini berada di bawah pengawasan pihak kepolisian. Walau kadang
masih merasa berada di bawah bayang-bayang sosok supranatural yang mencoba
untuk mengganggu keluarga mereka namun Josh dan Renai berusaha sekuat mungkin
untuk menatap ke depan dan tidak lagi mempedulikan permasalahan tersebut.
Sial, dunia
supranatural sepertinya belum siap untuk melepaskan keluarga Lambert. Secara
perlahan, Josh, Renai dan Lorraine mulai merasakan adanya gangguan aneh yang
kembali menghantui keseharian mereka. Josh sendiri terus menekankan pada Renai
bahwa ia harus tetap berlaku sewajar mungkin demi kenyamanan anak-anak mereka
namun Lorraine, yang mulai tidak tahan dengan segala gangguan tersebut,
kemudian menghubungi dua rekan kerja Elise, Specs (Leigh Whannell) dan Tucker
(Angus Sampson), untuk mencari tahu bagaimana cara melenyapkan berbagai
gangguan tersebut untuk selamanya. Setelah melalui beberapa penyelidikan, Specs
dan Tucker akhirnya menemukan sebuah tragedi yang menjadi akar penyebab
gangguan supranatural yang terus mengikuti keluarga Lambert dan berusaha untuk
merebut kehidupan mereka.
James Wan
adalah seorang sutradara yang sangat berbakat dalam mengelola kisah-kisah
horor. Lewat Insidious – dan The Conjuring yang juga meraih sukses besar ketika
dirilis beberapa waktu yang lalu, Wan berhasil membuktikan bahwa dirinya
memiliki kemampuan luar biasa dalam mengubah plot penceritaan yang sebenarnya
begitu sederhana dan familiar menjadi sebuah presentasi horor yang begitu
mencekam. Wan benar-benar tahu bahwa penggunaan atmosfer horor yang tepat
adalah kunci utama dalam keberhasilan untuk menakut-nakuti penonton. Walaupun
minim, Insidious: Chapter 2 masih menggunakan formula yang sama: atmosfer horor
nan gloomy yang disajikan di beberapa sudut penceritaan. Dan, pada kebanyakan
bagian, penggunaan atmosfer gloomy tersebut mampu bekerja dengan efektif.
Di saat yang
bersamaan, Wan dan Whannell gagal untuk memberikan pengembangan mendalam
terhadap kisah sederhana yang mereka terapkan di seri pertama film. Daripada
berusaha untuk menambah intrik-intrik yang lebih kuat di dalam jalan
penceritaan, Wan dan Whannell hanya mendaur ulang kisah lama Insidious dan
membumbuinya dengan tambahan konflik untuk menambah kesan kompleksitas cerita.
Hasilnya? Jalan cerita Insidious: Chapter 2 lebih sering meninggalkan
penontonnya pada alam antah berantah yang akan membuat mereka kesulitan dalam
mencerna jalan penceritaan film. Wan dan Whannell juga terlihat lebih sering
bertumpu pada jump scares dan adegan-adegan penuh darah untuk menghasilkan
kadar kengerian. Kadang bekerja, namun lebih sering terasa begitu predictable
dan melelahkan daripada menyenangkan. Yang juga patut diberi perhatian adalah
penambahan porsi komedi dalam jalan cerita Insidious: Chapter 2. Yeahhh… not
really working, Wan!
Seperti pada
seri sebelumnya, Insidious: Chapter 2 masih didukung dengan
penampilan-penampilan dari Patrick Wilson, Rose Byrne, Barbara Hershey, Lin
Shaye, Leigh Whannell dan Angus Sampson. Kesemuanya masih tampil dalam kualitas
penampilan akting yang tidak mengecewakan. Karakter yang diperankan Hershey
malah mendapatkan porsi cerita yang lebih besar di film ini – dan berhasil
dieksekusinya dengan baik. Kebalikannya, kini giliran karakter yang diperankan
oleh Byrne yang harus duduk manis tanpa adanya adegan-adegan esensial yang
harus ditampilkan. Malah, ada atau tidak adanya karakter Renai Lambert dalam
Insidious: Chapter 2 sepertinya tidak akan berpengaruh banyak pada jalan cerita
film ini. Kualitas teknikal Insidious: Chapter 2 tampil tidak mengecewakan,
dengan Joseph Bishara lagi-lagi mampu memberikan tata musik yang berpengaruh
kuat pada komposisi emosional cerita – meskipun tidak seistimewa apa yang
dilakukannya pada The Conjuring.
Masih ingat
dengan Saw (2004) yang juga dibidani James Wan dan Leigh Whannell? Film yang
membangkitkan genre torture porn di Hollywood tersebut berlanjut hingga seri
ketujuh namun terus mengalami penurunan kualitas seiring dengan penambahan
jumlah serinya – Wan dan Whannell tidak lagi menangani franchise tersebut
semenjak seri ketiga. Insidious: Chapter 2, sayangnya, memiliki potensi yang
kuat untuk mengikuti pola kualitas franchise Saw: serinya akan terus berlanjut
– berdasarkan ending yang diberikan Wan dan Whannell di film ini – namun
kualitasnya akan semakin… well… menyengsarakan – in a bad way. Untuk sebuah
lanjutan dari kisah yang tergarap cukup rapi, Insidious: Chapter 2 jelas hadir
dengan kapasitas yang begitu dangkal. Mungkin Wan dan Whannell tidak memiliki
cukup waktu untuk menggarap jalan cerita Insidious: Chapter 2. Mungkin Wan dan
Whannell hanya ingin easy money dari kesuksesan luar biasa Insidious. Namun
tetap saja… Insidious: Chapter 2 adalah sebuah presentasi yang cukup
mengecewakan dari sisi manapun Anda mencoba untuk melihatnya.
Sumber :