Review: The Conjuring (2013)
Jumat, 04 Oktober 2013
Tugas tulisan Teori organisasi umum 1 # : tulisan tema the conjuring .
pasti tau kan sama sutradara terkenal james wan yg menyutradarai film sawa dan insidious nama James Wan mungkin selamanya akan
dikenal sebagai seorang penulis naskah sekaligus sutradara dari film Saw (2004)
– sebuah film thriller yang sukses mencuri perhatian penikmat film dunia dan
lalu berkembang menjadi sebuah franchise yang berisikan tujuh seri film
sekaligus menyebarkan kembali virus torture porn di kalangan pembuat film
Hollywood lainnya. Pun begitu, seperti yang dapat disaksikan lewat Dead Silence
(2007) dan Insidious (2011), Wan kemudian memilih untuk menyajikan kengerian
dalam film-film yang ia hadirkan berikutnya lewat formula horor tradisional
yang lebih mengutamakan atmosfer penceritaan yang mencekam, intensitas
ketegangan yang terjaga serta kejutan-kejutan horor daripada deretan adegan
yang dipenuhi kekerasan, simbahan darah maupun potongan tubuh para karakter
yang ada di dalam jalan cerita. Film teranyar arahan Wan, The Conjuring, sekali
lagi mencoba untuk mengeksplorasi formula horor tradisional tersebut dalam
memaparkan dua tema penceritaan horor yang familiar – rumah berhantu dan aksi
pengusiran setan – dan menggabungkannya menjadi sebuah kesatuan cerita yang
mampu menghadirkan rasa ketakutan mendalam pada setiap penontonnya.Dengan naskah cerita yang ditulis oleh
duo Chad dan Carey Hayes (The Reaping, 2007) berdasarkan kisah nyata mengenai
sebuah kasus yang dialami oleh pasangan penyelidik masalah-masalah paranormal,
Ed dan Lorraine Warren, The Conjuring memulai kisahnya dengan kepindahan
pasangan suami istri, Roger (Ron Livingston) dan Carolyn Perron (Lili Taylor),
bersama dengan kelima puteri mereka, Andrea (Shanley Caswell), Nancy (Hayley
McFarland), Christine (Joey King), Cindy (Mackenzie Foy) dan April (Kyla
Deaver), ke sebuah rumah tua yang terletak di wilayah Harrisville, Rhode
Island, Amerika Serikat. Roger dan Carolyn telah bersiap untuk memulai
kehidupan baru mereka bersama kelima puterinya di rumah tersebut. Namun,
layaknya seperti yang selalu terjadi dalam film-film horor klasik bertema sama,
keluarga tersebut secara perlahan mulai merasakan adanya gangguan yang tidak dapat
dijelaskan hadir dalam keseharian mereka.Setelah beberapa saat mencoba bertahan
dan menghadapi gangguan-gangguan tersebut, Carolyn akhirnya memutuskan untuk
menghubungi pasangan paranormal, Ed (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera
Farmiga). Ed sendiri sebenarnya tidak begitu berniat untuk menjawab permintaan
Carolyn untuk menolong keluarganya akibat sebuah permasalahan yang terjadi pada
Lorraine dalam kasus terakhir yang mereka hadapi. Lorraine sendiri yang
kemudian bersikeras dan mendorong Ed agar mau mengambil kasus tersebut. Dan
benar saja, setibanya Ed dan Lorraine di rumah yang dihuni oleh keluarga
Perron, keduanya langsung merasakan adanya kekuatan supernatural jahat yang
berniat tidak hanya untuk mengganggu keluarga tersebut… namun juga mengancam
keselamatan bahkan nyawa mereka.Tidak seperti kebanyakan film horor
modern – yang menghadirkan (terlalu) banyak momen-momen kejutan dalam
presentasi ceritanya untuk memberikan rasa takut pada penonton, James Wan
justru menyajikan The Conjuring dalam teknik penceritaan film-film horor
klasik. Wan sama sekali tidak terburu-buru dalam menyajikan jalan ceritanya
namun, di saat yang bersamaan, Wan juga memastikan bahwa alur moderat yang ia
gunakan mampu membuka secara perlahan setiap tabir misteri yang ingin ia
hadirkan kepada penonton sekaligus membuat setiap karakter memiliki penggalian
serta plot penceritaan yang kuat. Kemampuan Wan dalam menangani struktur
penceritaan The Conjuring secara cerdas itulah yang kemudian berhasil membuat
atmosfer horor yang terkandung di dalam film ini berkembang dengan sempurna dan
akhirnya melibatkan penonton secara efektif untuk turut larut dalam berbagai
kengerian yang disajikan.Kehadiran karakter-karakter dalam
jalan cerita The Conjuring juga menjadi salah satu elemen terkuat penceritaan
film ini ketika Wan berhasil memilihkan para aktor dan aktris yang demikian
meyakinkan mampu menghidupkan setiap karakter yang mereka perankan. Nama-nama
seperti Patrick Wilson, Ron Livingston hingga pemeran muda seperti Joey King, Mackenzie
Foy serta nama-nama peran pendukung yang belum familiar seperti Shannon Kook
dan John Brotherton berhasil menjadikan kualitas departemen akting film ini
tampil begitu kokoh. Namun, jelas adalah dua pemeran wanita, Vera Farmiga serta
Lili Taylor, yang menjadi bintang utama film ini. Hal ini jelas tidak terlepas
dari kemampuan duo penulis naskah Chad dan Carey Hayes yang menitikberatkan
pengisahan drama The Conjuring pada dua karakter wanita yang masing-masing juga
berperan sebagai seorang ibu. Dan ketika baik Farmiga dan Taylor mampu
mengeksekusi peran tersebut dengan begitu sempurna, penampilan serta karakter
keduanya mampu menjadi nyawa utama dari jalan cerita The Conjuring secara
keseluruhan.Wan tidak hanya menyajikan The
Conjuring sebagai sebuah horor klasik dari segi penceritaannya. Dengan latar
belakang penceritaan yang berada di tahun ’70-an, Wan mampu menghadirkan
ceritanya dengan dukungan tata produksi yang juga tampil sangat meyakinkan,
mulai dari tata rias, tata kostum hingga desain produksi dari lokasi yang
digunakan di sepanjang penceritaan film. Dukungan tata musik arahan Joseph
Bisara juga semakin menambah kental elemen horor klasik dari The Conjuring –
dan menjadi salah satu elemen terbaik dari film ini. Ditambah dengan iringan
tata teknis kamera yang terus bergerak dinamis dalam menelusuri setiap sudut
lokasi penceritaan serta mengikuti pergerakan setiap karakter, penceritaan The
Conjuring mampu tampil begitu efektif dalam menakuti setiap penontonnya.Layaknya film-film horor klasik, James
Wan mengeksekusi jalan cerita yang telah ditulis Chad dan Carey Hayes secara
perlahan, membiarkan setiap plot penceritaan untuk berkembang dengan baik
sekaligus memberikan ruang yang cukup untuk setiap karakter dalam memaparkan
kisah mereka. Hasilnya, meskipun harus diakui bahwa The Conjuring tidak akan
mampu tampil sekuat Insidious dalam menakuti para penontonnya, namun Wan jelas
telah menghadirkan The Conjuring dengan eksekusi penceritaan yang jauh lebih
baik dari Insidious maupun film-film yang telah ia garap sebelumnya. Jelas
adalah sangat menyenangkan untuk menyaksikan sebuah film horor yang murni
bergantung pada atmosfer kengeriannya dan sama sekali tidak bertumpu pada
hal-hal klise yang seringkali dieksploitasi dalam film-film sejenis. Berdiri
sejajar bersama Insidious dan Sinister sebagai salah satu film horor terbaik
dalam beberapa tahun terakhir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar