Minggu, 22 Desember 2013

Tugas 4 teori organisasi umum 1# : Strategi Penyelesaian Konflik

STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK

Dinamika Organisasi
Manusia melakukan kegiatan dan bereaksi terhadap kegiatan orang lain dalam organisasi baik pimpinan atau sesama anggota, menimbulkan bermacam-macam dinamika perilaku dalam berorganisasi. Dalam dinamika organisasi ini akan dibahas beberapa hal penting antara lain :
1.                   Dinamika Konflik
·                     Konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Timbulnya konflik atau pertentangan dalam organisasi, merupakan suatu kelanjutan dari adanya komunikasi dan informasi yang tidak menemui sasarannya. Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang di bawa individu dalam suatu interaksi.
2.                   Jenis-Jenis Konflik, adapun mengenai jenis-jenis konflik, dikelompokkan sebagai berikut :
·                     Person rile conflict : konflik peranan yang terjadi didalam diri seseorang.
·                     Inter rule conflict : konflik antar peranan, yaitu persoalan timbul karena satu orang menjabat satu atau lebih fungsi yang saling bertentangan.
·                     Intersender conflict : konflik yang timbuk karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang.
·                     Intrasender conflict : konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan
·                     Selain pembagian jenis konflik di atas masih ada pembagian jenis konflik yang dibedakan menurut pihak-pihak yang saling bertentangan, yaitu :
1.                   Konflik dalam diri individu
2.                   Konflik antar individu
3.                   Konflik antar individu dan kelompok
4.                   Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
5.                   Konflik antar organisasi
·                     Individu-individu dalam organisasi mempunyai banyak tekanan pengoperasian organisasional yang menyebabkan konflik. Secara lebih konseptual litteral mengemukakan empat penyebab konflik organisasional, yaitu :
1.                   Suatu situasi dimana tujuan-tujuan tidak sesuai
2.                   Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber daya yang tidak sesuai
3.                   Suatu masalah yang tidak tepatan status
4.                   Perbedaan presepsi
·                     Didalam organisasi terdapat empat bidang structural, dan dibidang itulah konflik sering terjadi, yaitu :
1.                   Konflik hirarkis adalah konflik antar berbagai tingkatan organisasi
2.                   Konflik fungsionala adalah konflik antar berbagai departemen fungsional organisasi
3.                   Konflik lini-staf adalah konflik antara lini dan staf
4.                   Konflik formal informal adalah konflik antara organisasi formal dan organisasi informal.
·                     Secara tradisional pendekatan terhadap konflik organisasional adalah sangat sederhana dan optimistik. Pendekatan tersebut didasarkan atas tiga anggapan, yaitu :
1.                   Konflik dapat di hindarkan
2.                   Konflik diakibatkan oleh para pembuat masalah, pengacau dan primadona
3.                   Bentuk-bentuk wewenang legalistic
4.                   Korban diterima sebagai hal yang tak dapat dielakkan
·                     Apabila keadaan tidak saling mengerti serta situasi penilaian terhadap perbedaan antar anggota organisasi itu makin parah sehingga konsesus sulit dicapai, sehingga konflik tak terelakkan. Dalam hal ini pimpinan dapat melakukan berbagai tindakan tetapi harus melihat situasi dan kondisinya, yaitu :
1.                   Menggunakan kekuasaan
2.                   Konfrontasi
3.                   Kompromi
4.                   Menghaluskan situasi
5.                   Mengundurkan diri
·                     Bila dilihat sekilas sepertinya konflik itu sangat sulit untuk dihindari dan diselesaikan, tetapi dalam hal ini jangan beranggapan bahwa dengan adanya konflik berarti organisasi tersebut telah gagal. Karena bagaimanapun sulitnya suatu konflik pasti dapat diselesaikan oleh para anggota dengan melihat persoalan serta mendudukannya pada proporsi yang wajar.
3.                   Sumber-Sumber Konflik
·                     Kebutuhan untuk membagi (sumber daya-sumber daya) yang terbatas
·                     Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan
·                     Saling ketergantungan dalam kegiata-kegiatan kerja
·                     Perbedaan nilai-nilai atau presepsi
·                     Kemandirian organisasional
·                     Gaya-gaya individual
4.                   Strategi Penyelesaian Konflik
·                     Mengendalikan konflik berarti menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara :
1.                   Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
2.                   Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
3.                   Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
4.                   Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
5.                   Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat keputusan.
6.                   Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
7.                   Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
8.                   Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil dan acceptabledalam menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.
5.                   Motivasi
·                     Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi merupakan hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak.
·                     Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi adalah berbeda-beda. Dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
·                     Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh faktor internal maupun eksternal tergantung darimana suatu kegiatan dimulai.
·                     Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internal. Begitu juga dalam suatu organisasi, setiap individu akan mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda dan unik. Penggolongan motivasi internal yang dapat diterima secara umum belum mendapat kesepakatan para ahli, namun demikian para psikolog menyetujui bahwa motivasi internal dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu :
1.                   motivasi fisiologis, yang merupakan motivasi alamiah (biologis) seperti lapar, haus, seks.
2.                   motivasi psikhologis yang dapat dikelompokan dalam 3 kategori dasar, yaitu :
3.                   motivasi kasih sayang (affectional motivation) yaitu motivasi untuk menciptakan dan memelihara kehangatan keharmonisan, dll.
4.                   motivasi mempertahankan diri (ego-defensive motivation) yaitu motivasi untuk melindungi kepribadian dan mendapatkan kebanggaan diri.
5.                   motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation) yaitu motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi dll.

Teori motivasi eksternal menjelaskan kekuatan-kekeuatan yang ada di dalam individu yang di pengaruhi faktor-faktor intern. Untuk itu,teori motivasi eksternal tidak mengabaikan teori motivasi internal, tetapi justru mengembangkannnya. Teori motivasi eksternal ada yang positif dan ada pula yang negatif. Dalam hal ini ada beberapa teori yang menjelaskan teori motivasi eksternal, yaitu :
1.                   Teori X dan Teori Y Mc Gregor
·                     Anggapan-anggapan yang mendasari teori X :
1.                   Rata-rata para pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan akan menghindarinya bila dapat.
2.                   Karena pada dasarnya pekerja tidak suka bekerja, maka harus dipaksa, dikendalikan, dipelakukan dengan hukuman, dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
3.                   Rata-rata para pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung-jawab, mempunyai ambisi yang kecil, keamanan drinya di atas segala-galanya.
·                     Anggapan-anggapan yang mendasari teori Y :
1.                   Usaha phisik dan mental yang dilakukan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia, sama halnya dengan bermain atau beristirahat.
2.                   Rata-rata manusia bersedia belajar, dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung-jawab.
3.                   Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan, kreativitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
4.                   Pengendalian ekstern dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organiasasi.
5.                   Keterikatan pada tujuan organisasi adalah fungsi penghargaan yang diterima karena prestasinya dalam pencapaian tujuan itu.
6.                   Organisasi seharusnya memberikan kemungkinan orang untuk mewujudkan potensinya, dan tidak hanya digunakan sebagian.
2.                   Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, menurut Maslow ada 5 kebutuhan dasar manusia yang membentuk hirarki kebutuhan, yaitu :
·                     Kebutuhan Fisiologis
·                     Kebutuhan Keamanan
·                     Kebutuhan Sosial
·                     Kebutuhan Penghargaan
·                     Kebutuhan Aktualisasi Diri
3.                   Teori Motivasi Berprestasi Mc Clelland
·                     Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi. Mc Clelland memusatkan perhatiannya pada tiga kebutuhan manusia yaitu :
1.                   Kebutuhan Prestasi
2.                   Kebutuhan Afiliasi
3.                   Kebutuhan Kekuasaan
4.                   Teori Motivasi Dua faktor Herzberg
·                     Menurut Herzberg ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu :
1.                   pemuas kerja (job satisfier) yang berkaitan dengan isi pekerjaan.

2.                   penyebab ketidakpuasan kerja (job dissafisfiers) yang bersangkutan dengan suasana pekerjaan Satisfiers disebar motivators. (dissatifiers disebut faktor-faktor yang higienis).

Tugas tulisan 4 Teori organisasi umum 1# : Sejarah mouse

Sejarah Mouse


Idfanw. – Mouse Komputer berperan besar dalam kemajuan perkembangan komputer terutama dalam hal efisiensi bagi pengguna komputer. Bersamaan dengan tulisan ini, usia Mouse komputer telah hampir berumur 38 tahun semenjak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960′an.
Pada tahun itu, Douglas Englebart seorang penemu yang tidak dikenal menciptakan sebuah ide pemikiran bagaimana caranya agar masyarakat yang menggunakan komputer dapat berinteraksi dengan layar komputer pada masa itu.
Pada perkembangan sejarah mouse berikutnya, dengan bantuan Bill English -yang kemudian menjadi pionir perkembangan interaktif antara komputer dengan manusia- melakukan terobosan dengan ide / pemikirannya mengenai bentuk desain perangkat (red.Mouse) yang akan diciptakannya pada masa itu .

Sejarah Mouse & Perkembangan Mouse Dari Jaman ke Jaman



Pada awalnya, perangkat tersebut diciptakan dalam bentuk  yang cukup ekstrim yaitu berbentuk perangkat yang dilengkapi dengan bola metal berukuran besar dan perlengkapan elektronik dan kayu-kayu yang dioperasikan dengan cara mengerakkan lutut yang mungkin lebih terlihat seperti alat penyiksaan ketimbang perangkat mouse saat ini yang hanya berukuran segenggam tangan. Selain itu perangkat besar tersebut masih terdapat banyak kelemahan terutama dari sisi sensitifitas dan keakuratan pergerakan mouse yang dipengaruhi oleh pergerakan tubuh.
Pada bulan September 1972, English dan Englebart mengembangkan proyeknya dengan menyederhanakan perangkat mouse nya dengan  menciptakan bola metal kecil (yang dikenal saat ini dengan istilah Trackball). Bola kecil ini berfungsi dengan baik sebagai alat untuk menavigasikan pointer pada layar komputer dengan lebih mudah. Mouse jenis Trackball inilah yang kemudian banyak dipakai hingga awal tahun 2000.
Seiring dengan perkembangan jaman, bentuk mouse komputer mulai mengalami perkembangan. Pada awal mulanya, mouse komputer hanya terdapat 2 buah tombol tanpa tombol scroll. Kini bentuk mouse mulai dikembangkan lebih jauh dengan dimaksimalkannya teknologi optikal sensor pada awal tahun 2000.
Pada tahap ini, mouse model trackball mulai ditinggalkan (meskipun masih ada hingga saat ini) namun pada umumnya pengguna lebih memilih mouse komputer model optikal  yang dapat membaca pergerakan pointer dengan lebih halus dan presisi juga tidak memerlukan perawatan rutin seperti halnya mouse model trackball yang harus dibersihkan secara rutin.
Bersamaan dengan perkembangan sejarah mouse lebih lanjut, aneka tipe mouse komputer yang bermunculan semakin bervariasi, seperti munculnya mouse laser, mouse bluetooth, mouse led yang merupakan penyempurnaan dari mouse optik. Kesemuanya memiliki kemampuan baca sensor yang lebih sempurna meskipun dipermukaan yang tidak rata.
Saat ini fungsi mouse komputer tidak terbatas untuk keperluan komputer saja, bahkan jenis-jenis mouse yang dibuat secara khusus untuk keperluan gaming sangatlah beragam dan canggih.

Salah satu mouse komputer yang menggunakan teknologi terkini adalah Mouse Gyroscopic yang memungkinkan penggua untuk mengubah aplikasi pada Windows dengan menggerakkan lengan anda sehingga mouse tersebut bersifat remote yang memanfaatkan teknologi sensorik seperti halnya konsol game pada Wii.

Rabu, 06 November 2013

Tugas tulisan 3 Teori organisasi umum 1 # : insidious2


REVIEW FILM INSIDIOUS 2 - CHAPTER 2







Dengan keberhasilan luar biasa yang didapatkan oleh Insidious (2011), baik secara kritikal maupun komersial – dimana film horor tersebut berhasil meraih pendapatan lebih dari US$97 juta dari biaya produksi yang hanya berjumlah US$1.5 juta, jelas tidak mengherankan untuk melihat Jason Blum, Oren Peli, James Wan dan Leigh Whannell kembali bekerjasama dan berusaha mengulang kembali kesuksesan tersebut. Hey! It’s Hollywood! Seperti yang dapat ditangkap dari judul film ini, Insidious: Chapter 2 adalah lanjutan langsung dari Insidious yang mencoba untuk lebih mendalami berbagai misteri yang terjadi pada karakter-karakter utamanya. Namun, sayangnya, daripada memberikan presentasi yang lebih kuat dari jalan cerita yang telah terbangun apik di seri awalnya, Wan dan Whannell justru terperangkap dengan formula penceritaan yang kembali berulang dan membuat Insidious: Chapter 2 kehilangan seluruh kejutan serta kesegaran daya tarik ceritanya.



Pengisahan Insidious: Chapter 2 dimulai dengan kepindahan pasangan suami istri, Josh (Patrick Wilson) dan Renai Lambert (Rose Byrne), beserta ketiga anak mereka ke rumah ibu Josh, Lorraine Lambert (Barbara Hershey), guna mencoba untuk melupakan berbagai tragedi yang telah terjadi pada mereka beberapa waktu yang lalu. Pun begitu, kematian paranormal, Elise Ranier (Lin Shaye), ketika mencoba untuk menolong keluarga Lambert tidak luput dari perhatian hukum yang menyebabkan Josh kini berada di bawah pengawasan pihak kepolisian. Walau kadang masih merasa berada di bawah bayang-bayang sosok supranatural yang mencoba untuk mengganggu keluarga mereka namun Josh dan Renai berusaha sekuat mungkin untuk menatap ke depan dan tidak lagi mempedulikan permasalahan tersebut.

Sial, dunia supranatural sepertinya belum siap untuk melepaskan keluarga Lambert. Secara perlahan, Josh, Renai dan Lorraine mulai merasakan adanya gangguan aneh yang kembali menghantui keseharian mereka. Josh sendiri terus menekankan pada Renai bahwa ia harus tetap berlaku sewajar mungkin demi kenyamanan anak-anak mereka namun Lorraine, yang mulai tidak tahan dengan segala gangguan tersebut, kemudian menghubungi dua rekan kerja Elise, Specs (Leigh Whannell) dan Tucker (Angus Sampson), untuk mencari tahu bagaimana cara melenyapkan berbagai gangguan tersebut untuk selamanya. Setelah melalui beberapa penyelidikan, Specs dan Tucker akhirnya menemukan sebuah tragedi yang menjadi akar penyebab gangguan supranatural yang terus mengikuti keluarga Lambert dan berusaha untuk merebut kehidupan mereka.

James Wan adalah seorang sutradara yang sangat berbakat dalam mengelola kisah-kisah horor. Lewat Insidious – dan The Conjuring yang juga meraih sukses besar ketika dirilis beberapa waktu yang lalu, Wan berhasil membuktikan bahwa dirinya memiliki kemampuan luar biasa dalam mengubah plot penceritaan yang sebenarnya begitu sederhana dan familiar menjadi sebuah presentasi horor yang begitu mencekam. Wan benar-benar tahu bahwa penggunaan atmosfer horor yang tepat adalah kunci utama dalam keberhasilan untuk menakut-nakuti penonton. Walaupun minim, Insidious: Chapter 2 masih menggunakan formula yang sama: atmosfer horor nan gloomy yang disajikan di beberapa sudut penceritaan. Dan, pada kebanyakan bagian, penggunaan atmosfer gloomy tersebut mampu bekerja dengan efektif.

Di saat yang bersamaan, Wan dan Whannell gagal untuk memberikan pengembangan mendalam terhadap kisah sederhana yang mereka terapkan di seri pertama film. Daripada berusaha untuk menambah intrik-intrik yang lebih kuat di dalam jalan penceritaan, Wan dan Whannell hanya mendaur ulang kisah lama Insidious dan membumbuinya dengan tambahan konflik untuk menambah kesan kompleksitas cerita. Hasilnya? Jalan cerita Insidious: Chapter 2 lebih sering meninggalkan penontonnya pada alam antah berantah yang akan membuat mereka kesulitan dalam mencerna jalan penceritaan film. Wan dan Whannell juga terlihat lebih sering bertumpu pada jump scares dan adegan-adegan penuh darah untuk menghasilkan kadar kengerian. Kadang bekerja, namun lebih sering terasa begitu predictable dan melelahkan daripada menyenangkan. Yang juga patut diberi perhatian adalah penambahan porsi komedi dalam jalan cerita Insidious: Chapter 2. Yeahhh… not really working, Wan!

Seperti pada seri sebelumnya, Insidious: Chapter 2 masih didukung dengan penampilan-penampilan dari Patrick Wilson, Rose Byrne, Barbara Hershey, Lin Shaye, Leigh Whannell dan Angus Sampson. Kesemuanya masih tampil dalam kualitas penampilan akting yang tidak mengecewakan. Karakter yang diperankan Hershey malah mendapatkan porsi cerita yang lebih besar di film ini – dan berhasil dieksekusinya dengan baik. Kebalikannya, kini giliran karakter yang diperankan oleh Byrne yang harus duduk manis tanpa adanya adegan-adegan esensial yang harus ditampilkan. Malah, ada atau tidak adanya karakter Renai Lambert dalam Insidious: Chapter 2 sepertinya tidak akan berpengaruh banyak pada jalan cerita film ini. Kualitas teknikal Insidious: Chapter 2 tampil tidak mengecewakan, dengan Joseph Bishara lagi-lagi mampu memberikan tata musik yang berpengaruh kuat pada komposisi emosional cerita – meskipun tidak seistimewa apa yang dilakukannya pada The Conjuring.

Masih ingat dengan Saw (2004) yang juga dibidani James Wan dan Leigh Whannell? Film yang membangkitkan genre torture porn di Hollywood tersebut berlanjut hingga seri ketujuh namun terus mengalami penurunan kualitas seiring dengan penambahan jumlah serinya – Wan dan Whannell tidak lagi menangani franchise tersebut semenjak seri ketiga. Insidious: Chapter 2, sayangnya, memiliki potensi yang kuat untuk mengikuti pola kualitas franchise Saw: serinya akan terus berlanjut – berdasarkan ending yang diberikan Wan dan Whannell di film ini – namun kualitasnya akan semakin… well… menyengsarakan – in a bad way. Untuk sebuah lanjutan dari kisah yang tergarap cukup rapi, Insidious: Chapter 2 jelas hadir dengan kapasitas yang begitu dangkal. Mungkin Wan dan Whannell tidak memiliki cukup waktu untuk menggarap jalan cerita Insidious: Chapter 2. Mungkin Wan dan Whannell hanya ingin easy money dari kesuksesan luar biasa Insidious. Namun tetap saja… Insidious: Chapter 2 adalah sebuah presentasi yang cukup mengecewakan dari sisi manapun Anda mencoba untuk melihatnya.





Sumber :


Tugas 3 teori organisasi umum 1 # : Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Pengaruh dan Kekuasaan


A. Konsep Kekuasaan dan Pengaruh

1. Konsep Kekuasaan
Kekuasaan dalam arti sempit menurut Robert A. Dahl adalah jika orang A yang memiliki kekuasaan ata orang B sehingga orang A dapat meminta orang B untuk melakukan sesuatu yang jika tanpa kekuasaan orang A tersebut tidak dapat melakukan sesuatu. Konsep kekuasaan hubungannya erat sekali dengan konsep kepemimpinan, dalam hal ini Hersey, Blandchard dan Natemeyer merasakan bahwa para pemimpin seharusnya tidak hanya menilai perilakuknya sendiri agar mereka mengerti bagaimana mereka mempengaruhi orang lain, akan tetapi mereka harus meniti posisi dan cara menggunakan kekuasaan.
Max Weber, kekuasaan sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan. Walterd Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran energy dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
Ada 5 konsep kekuasaan menurut John Brench dan Bertram raven, yaitu:
a. kuasa paksaan (coercive power), yang mampu menghukukm seseorang yang tidak melakukan perintah.
b. reward power, yang diberi order untuk melakukan sesuatu dapat tunduk jika diberi imbalan
c. legitimative power, seorang penguasa akan menuntut bawahannya agar taat padanya
d. expert power, seseorang penguasa memang memiliki keahlian dalam bidang
e. referent power, sang penguasa memiliki karisma sehingga para pengikutnya ingin menjadi seperti dia dan mau meakukan apa saja untuknya

2. Konsep Pengaruh
Keberadaan pengaruh dalam suatu kepemimpinan memiliki andil yang besar, yaitu dalam hal menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan yang sudah di tetapkan. Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan proses-proses mempengaruhi yang timbal-balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.


B. Bentuk dan Hasil Pengaruh

1. Bentuk Pengaruh
Jenis-jenis spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan jembatan bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku mengenai kepemimpinan. Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :
a. Pesuasi rasional
Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi pengikut   bahwa  suatu  usulan  adalah  masuk  akal  dan  kemungkinan  dapat  mencapai sasaran.
b. Permintaan Inspirasional
Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut dengan menunjuk pada nilai-nilai, ide dan aspirasi pengikut atau dengan meningkatkan rasa percaya diri dari pengikut.

Ada 3 proses mempengaruhi, yaitu:
1.            Kepatuhan instrumental, Seorang target melaksanakan tindakan yang diminta untuk tujuan mendapatkan imbalan yang pasti atau menghindari hukuman. Level dukungan yang diberikan mungkin sangat kecil yang diperlukan untuk mendapatkan penghargaan atau untuk menghindari hukuman.
2.            Internalisasi. Seorang target memiliki komitmen untuk mendukung dan menerapkan proposal yang diajukan oleh pemimpin terlihat seperti diharapkan secara intrinsik dan sesuai dalam hubungannya dengan nilai, keyakinan dan citra pribadi dari target.
3.            Identifikasi Personal. Seorang target meniru perilaku pemimpin atau mengambil sikap yang sama agar disukai oleh pemimpin

2. Hasil dari Pengaruh
Hasil dari proses mempengaruhi, juga mempunyai efek umpan balik terhadap perilaku pemimpin.Selain itu, dampak kekuasaan pemimpin pada dasarnya tergantung pada apa yang dilakukan pemimpin dalam mempengaruhi orang yang dipimpin.Dengan demikian, hasil dari usaha mempengaruhi merupakan akumulasi dari keterampilan mempengaruhi, perilaku mempengaruhi, dan kekuasaan pemimpin.

C. Jenis Sumber Kekuasaan
Teori yang dikemukakan oleh French dan Raven (1959) ini menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu kelompok atau organisasi. Dengan perkataan lai, orang atauorang-orang yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu. Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu:



1. Kekuasaan Bersumber pada Kedudukan (Position)
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

a. Kekuasaan Formal atau legal (French & Raven, 1959)
Termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana mentri dan sebagainya yang mendapat kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat dengan peraturan atau perundangan yang resmi.

b. Kendali atas Sumber dan Ganjaran (French & raven, 1959)

Majikan yang menggaji karyawan, majikan yang mengupah buruh, kepala suku atau kepala kantor yang dapat member ganjaran kepada bawahannya, dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan seperti ini.
c. Kendali atas Hukum (French & Raven, 1959)
ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasa juga kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang yang sumbernya hanya kendali atas hukuman saja, ini merupakan kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contoh para preman yang memungut pajak kepada pedagang, pedagang akan tunduk kepada preman karena takut akan mendapat perlakuan kasar.
d. Kendali atas Informasi (French & Raven, 1959)
informasi adalah ganjaran positif bagi orang yang memerlukannya, sehingga siapa pun yang menguasai informasi dapat menjadipemimpin. Misal adalah orang yang paling tahu arah jalan maka otomatis dia akan menjadi pimpinan rombingan.
e. Kendali Ekologi (lingkungan)
sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasa situasi (situational sengineering). Contoh adalah kendali atas penempatan jabatan (Oldham, 1975). Seorang atasan, manager, atau kepala bagian personality mempunyai kekuasaan atas bawahannya, karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
2. Kekuasaan yang bersumber pad pribadi (personal)
Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan, kekuasaan yang bersumber pada kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai berikut:
a. Keahlian atau Ketrampilan (French & Raven, 1959)
Dalam agama Islam, orang yang menjadi imam adalah orang yang paling fasih membaca ayat Al-Qur’an. Demikian pula dalam pesawat atau kapal, orang yang paling ahli dalam mengemudilah yang akan menjadi pemimpin.


b. Persahabatan atau Kesetiaan (French & Raven, 1959
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan, sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin.
c. Karisma (House, 1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini dibicarakan tersendiri dalam teori bakat


3. Kekuasaan yang bersumber pad apolitik (political power)

Kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas beberapa jenis (Pfeffer, 1981)
a. Kendali atas Proses Pembuatan Keputusan (Pfeffer & Salanick, 1974
dalam organisasi, ketua menetukan apakah suatu keputusan akan dibuat dan dilaksanakan atau tidak. Dan sebagainya.
b. Koalisi (Stevenson, Perace & Porter, 1985)
kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk membuat kerja sama denga kelompok lain.
c. Partisipasi (Pfeffer, 1981)
pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap anggota berpartisipasi, dan sebagainya.
d. Institusionalisasi
Pemimpin agama menikahkan pasangan suami istri, menentukan terbentuknya keluarga baru. Notaris atau hakim menetukan berdirinya suatu yayasan atau perusahaan baru. Dan sebagainya.

Menurut analisis Nisbel memandang kekuasaan sebagai antitesa wewenang, dan kekusaan dilain pihak merupakan paksaan atau usaha untuk mendominasi orang lain agar berperilaku dengan cara-cara tertentu tanpa mempengaruhi system referensi kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting dalam manajemen. Karena kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan.





Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif.
Konsep Pengambilan Keputusan
•    Identifikasi dan diagnosis masalah
•    Pengumpulan dan analisis data yang relevan
•    Pengembangan & evaluasi alternantif
•    Pemilihan alternatif terbaik
•    Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil – hasil

a.   Tipe –Tipe Keputusan Manajemen
•    Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi
•    Kepusan-keputusan pribadi & strategi
•    Keputusan-keputusan dasar & rutin

b.   Model-model Pengambilan Keputusan
•    Relationalitas Keputusan
•    Model- model perilaku pengambilan keputusan

c.   Teknik Pengambilan Keputusan
•    Teknik – teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
•    Teknik – teknik Partisipatif
•  Teknik – teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal

contoh kasus :

Seperti pembangunan wisma atlet hambalang yang menjerat Andi Malaranngeng Masalah Yang menerpa Partai Demokrat saat ini di yakini akan menurunkan Popularitas partai yg berlambang Mercy ini, permasalahan – permasalahan yg datang silih berganti.

Contoh Kasus : 
Katakanlah Anda hidup sebagai seorang pejabat. Di awal mungkin Anda memiliki pemikiran idealis untuk hidup sederhana dan apa adanya. Namun fakta berkata lain. Lingkungan sosial pejabat akan memaksa Anda untuk hidup di atas kesederhanaan. Saat Anda tidak mengikuti apa budaya di lingkungan sosial tersebut, dengan cepat sekali akan menyebar cemohan yang menjatuhkan harga diri Anda. Mau tidak mau Anda harus mengikuti komunitas dimana Anda bergaul.


Sumber :